Rabu, 15 Oktober 2008

Proses Keperawatan

PROSES KEPERAWATAN


Proses Keperawatan adalah suatu pendekatan untuk pemecahan masalah yang memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan.

Tujuan dari proses keperawatan, yaitu:

  1. Mengidentifikasi kebutuan perawatan kesehatan klien

  1. Menentukan prioritas

  1. Menetapkan tujuan dan asuhan keperawatan yang diperkirakan

  1. Menetapkan dan mengkomunikasikan rencana asuhan yang berpusat pada klien

  1. Memberikan intervensi keperawatan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan klien

  1. Mengevaluasi keefektifan asuhan keperawatan dalam mencapai hasil dan tujuan klien yang diharapkan


Lima langkah proses keperawatan, antara lain:

1. Pengkajian

2. Diagnosa Keperawatan

3. Perencanaan

4. Implementasi/ Pelaksanaan

5. Evaluasi


1) Pengkajian

Pengkajian adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data tentang klien.

Tujuan dari pengkajian, yaitu:

  1. Menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalamn yang berkaitan, praktek kesehatan, tujuan, nilai, dan gaya hidup yang dilakukan klien.

Tahap-tahap dari pengkajian meliputi:

1. Mengumpulkan riwayat kesehatan keperawatan

Riwayat kesehatan keperawatan adalah data yang dikumpulkan tentang tingkat kesejahteraan klien (saat ini dan masa lalu), riwayat keluarga, perubahan dalam pola kehidupan, riwayat sosial budaya, kesehatan spiritual, dan reaksi mental serta emosi terhadap pnyakit.

Riwayat keperawatan dikumpulkan selama wawancara dan merupakan langkah pertama dalam melakukan pengkajian. Sasarannya adalah untuk menetapkan pola dari sehat dan sakit, faktor resiko untuk masalah kesehatan fisik dan perilaku penyimpangan dari normal, dan ketersediaan sumber untuk adaptasi.


2. Melakukan pemeriksaan fisik

Pemerikasaan fisik adalah mengukur TTV dan pengukuran lainnya serta pemeriksaan bagian semua tubuh dengan mengunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

Perawat melakukan pengkajian fisik untuk menguatkan informasi dan pengumpulan data lebih lanjut yang dibandingkan dengan standar untuk menentukan apakah temuan normal atau abnormal.

3. Mengumpulkan data laboratorium/ penunjang

Sumber data pengkajian yang terakhir adalah hasil dari pemeriksaan diagnostik dan laboratorium. Penting artinya bagi perawat untuk menelaah hasil pemeriksaan ini untuk memastikan perubahan yang teridentifikasi dalam riwayat kesehatan keperawatan dan pemeriksaan fsik.

Data laboratorium dpat membantu untuk mengidentifikasi masalah perawatan kesehatan aktual atau potensial yang sebelumnya tidak diketahui oleh klien atau pemerksa. Selain itu, data laboratorium dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan intervensi keperawatan dan medis.


4. Memvalidasi data

Untuk mencegah kesalahan, perawat memvalidasi data dan menegaskan kembali semua kesimpulan atau asumsi. Validasi didapatkan dengan membandingkan data dengan sumber lain.


5. Mengelompokkan data

Setelah mengumpulkan dan memvalidasi data subjektif dan objektif serta menginterpretasikan data, perawat mengorganisasi informasi menjadi kelompok yang bermakna. Hal ini bergantung pada pengenalan syarat yang signifikan.

Mengelompokkan data membantu untuk berfokus pada identifikasi masalah yang tepat. Selama pengelompokkn data perawat mengorganisasikan data dan memfokuskan pada fungsi klien yang membutuhkan dukungan dan bantuan untuk pemulihan.


6. Mencatatkan atau mendokumentasikan data

Kelengkapan data dalam dokumentasi data penting untuk dua alasan. Pertama, semua data yang berkaitan dengan status klien dimasukkan. Kedua, pengamatan dan pencatatan status klien adalah tanggung jawab legal dan profesional.


2) Diagnosa Keperawatan

Daignosa Keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat memp8unyai izin dan kompeten untuk mengatasinya.

Tahap-tahap diagnosa keperawatan, yaitu:

1. Menganalisis dan menginterprestasi data

Analisis data mencakup mengenali pola atau kecenderungan, membandingkan pola ini dengan pola kesehatan yang normal, dan menarik konklusi tentang respon klien.


2. Mengidentifikasi masalah kita

Dalam mengidentifikasi masalah klien, perawat mempertimbangkan semua data pengkajian dan memfokuskan pada data abnormal dan yang berkaitan. Langkah ini membawa perawat lebih dekat untuk membentuk diagnosa keperawatan.


3. Merumuskan diagnosa keperawatan

Perumusan diagnosa keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan klien. Diagnosa keperawatan mencerminkan tingkat kesehatan atau respon terhadap penyakit atau patologis. Status emosional, fenomena sosio kultural, atau tahap perkembangan.


4. Mendokumentasikan diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan digunakan untuk pencatatan dalam catatn perkembangan menuliskan rujukan, dan memberikan transisi perawatan yang efektif dari satu unit ke unit yang lainnya, dari satu klinik ke klinik lainnya, dan dari rumah sakit ke komunitas.


3) Perencanaan

Perencanaan adalah kategori diperilaku keperawatan dimana tujuan yang terpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut.

Tujuan dari perencanaan, yaitu:

Untuk mengidentifikasi tujuan klien

Untuk menentukan prioritas asuhan

Untuk menentukan hasil yang diperkirakan

Untuk merancang strategi keperawatan

Untuk mencapai tujuan perawatan

Kriteria perumusan tujuan keperawatan, yaitu ;

- berfokus pada klien

- jelas dan singkat

- dapat diukur dan diobservasi

- waktu relatif dibatasi (tupan,tupen)

- realistis

- ditentukan bersama oleh perwat dan klien.

Kriteria evaluasi/hasil/objektif :

Harus mencakup unsur-unsur SMART ; spesifik dalam isi dan waktu, dapat diukur (dilihat,didengar,diraba,diobservasi)mudah dicapai, realistik dan ada batasan waktu.

Komponen-komponen kriteria evaluasi atau kriteria hasil ;

  1. subjek : kata benda.

  1. kata kerja : dapat diobservasi, dapat diukur.

  1. objek : untuk menjelaskan kata kerja.

  1. keterangan : spesifik dalam waktu.


Untuk mengarahkan dan mengevaluasi asuhan keperawatan secara efektif, rencana perawatan harus meliputi:

  1. Pernyataan diagnostik (masalah kolaboratif atau diagnosa keperawatan)

  1. Kriteria hasil atau tujuan keperawatan

  1. Perintah atau intervensi keperawatan

  1. Evaluasi (status diagnoas dan kemajuan klien)

Tahap-tahap dari perencanaan adalah:

1. Mengidentifikasi tujuan klien

Maksud dipenilisan tujuan dan hasil yang diperkirakan ada dua. Pertama, tujuan dan hasil yang diperkirakan memberikan curahan untuk intervensi keperawatan yang individual. Kedua, tujuan dan hasil digunakan untuk menentukan keefektifan intervensi.

Tujuan tidak harus ghanya memenuhi kebutuhan klien, tetapi juga harus mencakup pencegahan dan rehabilitasi. Dua tipe tujuan dikembangkan untuk klien yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.

2. Menetapkan hasil yang diperkirakan

Hasil yang diharapkan adalah sasaran spesifik, langkah demi langkah yang mengarah pada pencapaian tujuan dan penghilangan etiologi untuk diagnoas keperawatan.


3. Memilih tindakan keperawatan

Tindakan dipilih setelah tujuan hasil yang diperkirakan ditetapkan. Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat kesehatan yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan.


4. Mendelegasikan tindakan


5. Menuliskan rencana asuhan keperawatan

Rancana asuhan keperawatan adalah pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana asuhan keperawatan memberi arahan untuk penerapan rencana dan kerangka kerja untuk evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.


6. Mengonsulkan

Dalam perawatan klinis, konsultasi digunakan untu memecahkan masalah dalam pemberian asuhan keperawatan atau penggunaan sumber-sumber.


4) Implementasi

Implementasi adalah komponen dari proses keperawatan yang merupakan katagori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperkirakan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan.

Tujuannya adalah untuk melengkapi tindakan keperawatan yang diperlukan untuk menyelesaikan rencana asuhan. Tahap-tahap dari implementasi, yaitu:

1. Mengakui kembali klien

Fase ini memberikan mekanisme bagi perawat untuk menentukan apakah tindakan keperawatan yang diusulkan masih sesuai.


2. Menelaah dan memodofikasi rencana perawatan yang sudah ada

Asuhan keperawatan dimodifikasi sejalan dengan perubahan tingkat kesejahteraan dan kebutuhan perawatan kesehatan klien.


3. Melakukan tindakan keperawatan

Tindakan keperawatan yang mencapai pencapaian tujuan perawatan kesehatan termasuk memberikan lingkungan yang kondusif, memberikan perawatan untuk menyesuaikan kebutuhan klien, dan menstimulasi dan memotivasi klien.


5) Evaluasi

Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respon klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan.

Tujuan evaluasi adalah untuk menentuikan seberapa jauh tujuan asuhan telah dicapai.

Tahap-tahap dari evaluasi, yaitu:

  1. Membandingkan respon klien dengan kriteria

  1. Menganalisis alasan untuk hasil dan konklusi

  1. Memodifikasi rencana asuhan

Rencana asuhan keperawatan dimodifikasi berdasarkan data yang didapatkan selama evaluasi.


Khasiat Bawang Merah

BAWANG MERAH
Penawar Alternatif Berbagai Penyakit

“Sesungguhnya makanan terakhir yang dimakan olh Rasul itu mengandung bawang merah”. (HR. Abu Daud dari Aisyah r.a)

Tahukah Anda, bahwa bawang merah (Bashal: Arab) mengandung khasiat mengobati beragam jenis penyakit? Khasiat dengan pengobatan bawang merah ini bahkan telah diketahui dan dipraktekkan sejak zaman Firaun dan Yunani Kuno. Tumbuhan ini termasuk dalam jenis lilian dan merupakan tumbuhan bermusim yang ditanam sekali dalam setahun.
Bawang merah bukan hanya berguna sebagai bumbu masak saja lho. Tapi, berkhasiat juga sebagai obat. Mau tau apa saja kandungan yang berkhasiat dalam bawang merah? Mau tau apa saja khasiatnya dan bagaimana cara pengolahannya? Mari kita telusuri.
Menurut Ismail Abdul Muthalib al-Khatib, dalam ‘Bawang Merah dalam Perobatan Islam’, bawang merah mengandung kalsium, fosfor, zat besi, karbohidrat, vitamin A dan C, zat untuk melancarka kencing dan buang air besar, zat yang sesuai untuk perut dan menguatkan anggota badan, antibiotik yang lebih kuat dibanding penisilin dan aeromisin, asid karbid, bahan menguatkan tenaga seks dan bahan jalokatein yang membatasi kadar gula dalam darah serta mengimbangkan insulin.
Banyaknya kandungan yang ada dalam bawang merah tersebut menandakan bahwa zat tersebut dapat menyembuhkan beragam penyakit sesuai dengan fungsi yang dikandng zat. Penyakit-penyakit yang dapat disembuhkan dengan bawang merah diantaranya adalah penyakit sistem penghadaman (susah hadam/dyspepsia), masuk angin, sembelit, mencret-mencret, dan kecacingan.
Bagi orang yang pencernaannya sedang terganggu, baiknya ia merebus bawang merah dengan kulit-kulitnya. Setelah masak, lalu hancurkan dan campurlah dengan madu. Untuk anda yang sedang masuk angin, sediakan perasan bawang merah dan halba (sejenis tumbuhan yang bijinya dbuat obat atau disunakan sebagai rempah-rempah) rebus setengah gelas. Tambahkan madu dan minumlah sehari sekali. Sedang bagi anda yang bermasalah dengan sembelit, siapkanlah bawang merah yang telah dihancurkan setengah gelas, 1 gelas susu, lalu larutkan. Minum campuran tersebut setiap pagi sampai sembelit hilang. Jika anda sedang terserang mencret-mencret, siapkanlah setengah gelas bawang merah yang sudah dikupas, biji kopi yang sudah ditumbuk dan madu setengah gelas, lalu aduk.
Selain untuk jens penyakit ringan seperti di atas, bawang merah juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit berat. Bawang merah dapat mengatasi sistem peredaran darah yaitu radang limpa, tekanan darah rendah dan angina pektoris. Bawang merah juga dapat mengatur sistem pembuangan, seperti penyakit kencing manis, radang prostat, beser, lemah syahwat, encok, dan ginjal. Selain itu bawang merah juga dapat mengatur sistem pernafasan, mengobati mata bengkak dan selaput putih di mata.
Bagi anda yang bermasalah dengan bisul atau luka yang bernanah, daging tumbuh, eksim, rambut rontok, dan ibu jari kaki dan tangan yang bengkak, anda bisa mencoba bawang merah menjadi penawarnya. Bawang merah juga dapat mengobati penyakit lain seperti kurang cergas, rematik tulang, pusing, penglihatan kabur, sakit telinga, dan memar-memar.
Tidak hanya itu, bawang merahjuga bermanfaat terhadap perubahan air, menolak angin yang panas, membangkitkan selera, menguatkan perut, membangkitkan gairah seks, membaguskan warna, menghentikan plegma, dan membersihka perut. Bijinya menghilangkan vitiligo (kebulean) dan meredakan apolecia (kebotakan).
Apabila bawang merah dicampur dengan garam, maka ia akan menghilangkan kutil. Bila dihirup oleh orang yang sedang menggunakan obat pencuci perut, maka cara tersebut akan melindunginya dari mual-mual dan muntah. Bla bawang merah disedot dengan airnya, maka ia akan membersihkan kepala. Bila diteteskan pada telinga, maka ia akan bermanfaat terhadap lemah pendengaran, dengungan, nanah, dan mengeluarkan air yang masuk telinga. Bawang merah juga bermanfaat untuk menyembuhkan katarak apabila mata dicelaki dengannya. Bijinya dapat digunakan sebagai celak bagi keputihan mata apabila dicampur dengan madu.
Manfaat bawang merah lainnya adalah dapat menyembuhkan penyakit kuning, batuk dan sesak nafas, melancarkan air seni, dan menghaluskan usus. Ia juga bermanfaat terhadap gigitan anjing yang tidak terpengaruh hydrophobia bila airnya diperaskan dan dicampuri garam dan rue (sejenis biji yang pahit rasanya). Bila diletakkan pada ambeien, maka ia akan membuka mulut-mulutnya.
Pengobatan alternatif dengan bawang merah ini sebenarnya merupaka saran pengobatan alternatif yang datang dari Rasul, sebagaimana hadits di atas. Asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya hadits) hadits tersebut muncul ketika Abu Daud, sang perawi hadits, pernah ditanya oleh seorang sahabat tentang bawang merah dan khasiat yang terkandung didalamnya. Abu Daud menjawab pertanyaan yang diajukan sahabat tersebut dengan menyitir hadits di atas. Karena itu, Abu Daud dalam karya besarnya As-Sunan, memuat khasiat bawang merah yang mengandung banyak manfaat untuk mengobati berbagai jenis penyakit itu. Selain itu, ihwal bawang merah ini pun disinggung dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 61.
Bawang merah ini bisa digunakan dengan cara direbus, dicincang, dipanggang, dioreng, dijadikan serbuk, diobati dengan kulitnya saja, dengan air bawang, uap, dan peranahan bawang, atau akan lebih baik lagi bila dimasak karena dengan cara ini menghasilkan kadar nutrisi yang cukup tinggi.
Kendati bawang merah dapat dijadikan obat alternatif, namun tak urung ia juga mempunya efek samping yang harus diwaspadai. Bawang merah mengandung kelembaban yang berlebihan. Karena itu bawang merah dapat menyebabkan migraine, memusingkan kepala, mengakibatka gas dan menggelapkan penglihatan. Kebanyakan memakan bawang merah akan mengakibatkan kelupaan. Tetapi semua bahaya yang disebutkan tadi akan hilang bila bawang merah dimasak terlebih dahulu.
Selain itu, zat asid karbrid yang terdapat dalam bawang merah dapat memedihkan mata dan hidung. Biasanya mata dan hidung akan berair karena baunya yang menyengat. Bila hal ini terjadi, segeralah anda membasuh tangan dengan air hangat yang dicampur garam atau asid ammonia. Atau bisa juga dengan mengunyah biji yang tidak berklorofil setiap delapan jam.

Minggu, 12 Oktober 2008

design Gema ramadhan

design back ground layar waktu gema ramadhan.

Design pamflet gema ramadhan